Profil H.Agus Salim Sosok Pahlawan Nasional Kita

Agus Salim Lahir di Kota Gedang, Sumatra Barat, pada tanggal 8 Oktober 1884. Ia menempuh pendidikan menengahnya di Hogere Burger School (HBS) Jakarta. Ia berhasil menamatkan pendidikannya pada tahun 1903. Setelah itu, selama kurang lebih 3 tahun, ia belajar secara autodidak. Pada tahun 1906-1911, Agus Salim bekerja sebagai penerjemah di Konsultan Belanda di Jeddah. Sementara itu, ia terus memperdalam pengetahuannya tentang Islam dan seluk beluk diplomasi Internasional.

Setelah kembali ke Jakarta, H.Agus salim masuk ke organisasi Serikat Islam (SI). Ia juga berkiprah dibidang lain. Pada tahun 1917, agus Salim memimpin harian Neratja, kemudian penerbit Commissie Voor de Volkslectuur (Kini Balai Pustaka). Pada tahun 1922, ia mulai terjun ke dunia politik. Dari tahun 1922-1925 ia menjadi anggota volksraad (Dewan Rakyat). Agus salim menjadi tangan kanan H.O.S Cokroaminoto (Pemimpin SI).

Pada tahun 1930, SI berganti nama menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII). Ia berhasil memimpin PSII pada tahun 1934. Ketika PSII mengalami konflik intern, Agus Salimmendirikan barisan Penyadar PSII (1936). Barisan ini dlam perkembangannya menjadi partai Penyadar.

Pada masa pendudukan Jepang, Agus Salim menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Perispan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Setelah Indonesia merdeka (1945), ia bergabung dengan partai Masyumi. Di bidang pemerintahan, ia diangkat menjadi Menteri Muda luar Negeri dalam Kabinet Syahrir II dan III. Setelah terjadi pergantian kabinet pun, tenaga Agus Salim masih dibutuhkan. ia menjadi Mentri Luar Negeri dalam Kabinet Amir Syarifuddin dan Kabinet Hatta dalam kurun waktu tahun 1947-1949.

Selain itu, sejak Indonesia mereka, Agus Salim aktif berdiplomasi. Pada saat Yogyakarta diduduko Belanda (19 Desember 1948), Agus Salim dan Ir.Soekarno ditangkap dan diasingkan di Brastagi, kemudian Prapat, serta Bangka.